Kamis, 17 April 2014

lomba keren


Sabtu, 06 Juli 2013

RAMADHAN MEMBAWA BERKAH

Bulan ramadhan bagiku adalah bulan yang penuh kenanganindah. Bulan Ramadhan bagiku selalu indah dan bermakna tiap tahunnya, karena disetiap bulan Ramadhan yang telah kulalui selama 4 kali ini, aku selalu bergantistatus dan kondisi yang berbeda.

Ramadhan yang pertama adalah Ramadhan sebagai pasangansuami-istri, yang baru menapaki kehidupan yang baru. Di Ramadhan yang pertamainilah, aku juga dinyatakan positif hamil, meski agak telat mengetahuinya, yahkira2 minggu kedua Bulan Ramadhan.

Ramadhan yang kedua adalah Ramadhan sebagai ibu menyusui.Begitu berat perjuangan ini antara menyusui dan berpuasa. Dengan bantuan dandorongan dari suami tercinta akhirnya aku bisa menggenapkan puasaku sebulanpenuh.

Ramadhan ketiga adalah Ramadhan sebagai wanita hamil jugadan mengasuh buah hati yang berusia 1,5 tahun. Sangat berat rasanya melaluiantara mengasuh anak di saat masa aktifnya, sedang di satu sisi kehamilan inimemerlukan istirahat yang cukup, dan di satu sisi juga aku harus berpuasa.

Ramadhan yang keempat, adalah Ramadhan sebagai wanitamenyusui anak kedua.

Namun kali ini aku akan bercerita tentang ramadhan pertama,karena begitu banyak momen indah, dan juga ketegaran hati di dalamnya.

Ramadhan pertama

Hari pertama Bulan Ramadhan aku semangat sekali menyambutnyasebagai pasangan suami istri. Aku mempersiapkan makanan sahur dan buka puasauntuk suamiku, melakukan sholat tarawih bersama, solat tahajud, membaca alqur’an,danlainnya. Diwaktu pagi suami juga tidak segan-segan membantuku melakukanpekerjaan rumah seperi menyapu,mengepel, menyuci baju, dan memasak. Rasanya akusangat beruntung menjadi istri bagi dia.

Minggu kedua, entah kenapa aku merasa mual, dan muntahsepanjang hari. Keinginan untuk buang air kecil pun juga sering, tidak sepertibiasanya. Di pagi hari aku pun tidak begitu bersemangat, dan cenderung tidursepanang hari. Iseng-iseng kubeli test pack untuk mengecek walau aku tidakterlalu berharap, ternyata, sangat mengejutkan, tiba2 aku melihat dua garis,antara percaya dan tidak percaya, padahal terakhir kali haid adalah sebelumbulan Ramadhan ini. Aku tidak tahu harus bahagia atau sedih. Jujur saja akusangat bahagia karena ternyata aku hamil, dan bisa menjadi wanita yangsempurna. Di satu sisi, aku begitu sedih, karena saat ini suamiku belummendapat pekerjaa yang pasti. Berjuta pikiran dan bayangan bagaimana melahirkandengan kondiri buruk melintas dalam pikiranku.

Pertama-tama aku tidak mau memberi tahu kabar gembira inipada suamiku, tapi pada akhirnya dia mengetahui juga. Suamiku sangat senangsekali dan menganggap ini adalah rejeki dari Allah sekaligus penyemangat diauntuk bekerja lebih giat lagi. Akupun mengutarakan kegundahan hatiku dengankenyataan yang ada. Suamiku menegurku dan mengingatkanku bahwa rejeki itu kitatidak bisa meraba-raba.
“ Mungkin kita ada di bawah sekarang, sapa tau saat anak ini lahir, kita sudahada di atas”

Itulah ungkapan yang selalu kuingat dari suamiku.

Hari berikutnya, aku tetap menjalani puasaku meski begitu berat,aku begitu berharap dan yakin bahwa rejeki ini adalah benar2 motivator untuksuamiku. Siang malam aku berdoa, memohon kepada Allah supaya rejeki inidilancarkan.

Bulan Ramadhan kali ini begitu berat bagiku. Berat karenaaku memikirkan suamiku yang belum mendapatkan pekerjaan. Berat karenamemikirkan nasib bayi di kandunganku, dan juga berat karena aku juga harusberpuasa sebulan penuh.

Selama suamiku tidak mendapat pekerjaan tetap, kamimendapatkan biaya hidup dari pinjaman sana-sini, terkadang belanja makanansehari-hari pun hanya lauk tahu-tempe, terkadang jika tidak mampu membelisayuran, kami memetik sayur katuk yang ada di pekarangan. Sebenarnya bisa sajaaku meminjam kepada saudara, tapi gengsi tinggiku ini selalu menghalangiku, disamping itu aku coba menunjukkan bahwa aku bisa mandiri.

Masih kuingat betul, saat itu kami masih tidur beralaskanselimut-selimut tebal, tidak ada kompor atau gas elpiji sehingga kami terpaksabeli makanan jadi secukupnya. Terkadang kami beli makanan jadi usai solattarawih untuk sahur nanti. Bahkan kamipun pernah hanya memegang 2 lembarribuan.

Aku menangis sedih, meluapkan semua amarah dan uneg-unegkukepada Yang Maha Kuasa, dan sambil memohon kapan semua ini akan berakhir.Setiap malam aku solat tahajud, tidak lupa membaca surah Al Waqiah, di setiapada kesempatan. Ak memohon semoga Allah swt memberikan rejekinya kepada kamidan anak kami ini.

Akhirnya di pertengahan bulan Ramadhan, tiba2 suamikumendapat kabar bahwa ia diterima kerja di salah satu vendor sepatu branded didaerah Bandung. Agak jauh memang dari tempat tinggal kami, tapi aku sangatbersyukur, setidaknya doaku dikabulkan, setidaknya kami bisa bernapas lega.

Ramadhan yang pertama kali inilah yang begitu membekas dalamingatanku diantara Ramdhan kedua,ketiga,dan keempat. Ramadhan yang pertamainilah, aku benar-benar diuji tentang kesabaran,hakikat hidup, nilai sebuahmata pencaharian, dan juga pengorbanan.

Senin, 25 Februari 2013

MOMEN TUMBUH KEMBANG MY LITTLE HERO " ADRIAN"


MOMEN TUMBUH KEMBANG MY LITTLE HERO "ADRIAN"

Saya ibu dari dua putra-putri yang ganteng dan cantik. Anak pertama saya, Adrian Lauhil Af’adi, usia 2,8 tahun. Sedangkan anak kedua, Karaissa Anindya Erva Adriana berusia 8 bulan. Dalam kesempatan ini, saya akan mengupas habis tumbuh kembang anak pertama saya, Adrian, begitu ia dipanggil sehari-hari.
Sesuai dengan temanya, saya akan memaparkan perkembangan2 vital anak saya yang menurut saya sangat luar biasa, seperti :
  • Saat berjalan
  • Mengenalkan dan Menyayangi Sang Adik
  • Toilet Training
  • Sholat dan Berdoa
Masih lekat di benak saya, masa-masa vital ketika dia mulai duduk, merambat sampai bisa berjalan sendiri. Ohya, ada kisah unik waktu dia mulai belajar berjalan. Ceritanya, Adrian yang sudah berusia 14 bulan, tumbuh kembangnya masih dalam tahap merambat, kalaupun berjalan itu cuma satu langkah saja. Galau??? Stress?? Sebagai seorang ibu sudah pasti perasaan itu terbersit di pikiran saya setiap kali ada tetangga, saudara, ataupun teman sejawat bertanya “ anaknya udah bisa jalan belum”?  Tapi saya mencoba bersabar dan berkeyakinan, bahwa tumbuh kembang bayi itu berbeda-beda. Ada yang merangkak terlebih dulu baru duduk, ada juga yang bisa bicara dulu baru berjalan, dan sebaliknya. Singkat kata, saya dan suami perjalanan ke Jember selama beberapa minggu. Selang 2-3 hari kami disana, Adrian setiap kali terbangun, selalu saja senang merambat mengelilingi rumah eyang utienya.

Alhasil dalam hitungan hari, kami pancing dia untuk jalan 1-2 langkah, perlahan tapi pasti, dia mulai menapakkan langkahnya sedikit demi sedikit. Lama kelamaan dia mulai bisa menapaki langkahnya lebih jauh lagi, misalkan saja dari ruang tamu menuju pintu depan, dari ruang keluarga menuju pintu kamar,dll. Yang saya pikirkan??? Bahagiaaa sekali, apa yang saya risaukan selama ini,, yang saya tunggu selama ini, terwujud juga. Hikmahnya??? Terkadag apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan apa yang ada di depan. Jalani saja dulu, dan tidak terlalu memaksakan kepada anak, karena ternyata tumbuh kembang anak itu memang berbeda, dan perbedaan atau keterlambatan pada aspek tertentu bukanlah indikator bahwa anak kita mengalami hambatan rangsangan sensor,syaraf, motorik,dll.

Saat Adrian berusia 1,5 tahun saya positif hamil. Sedikit rasa cemas namun bahagia. Entah mengapa rasa bahagia itu muncul dalam bentuk keyakinan bahwa anak kedua saya pasti perempuan. Mungkin orang bilang itu adalah kekuatan suggesti positif yang mengalir dalam tubuh sehingga menggerakkan semua organ tubuh untuk melakukan aktivitas harian layaknya perempuan, seperti suka berdandan, rajin bersihkan rumah, rajin memasak,dll. Dalam usia kehamilan muda sampai beranjak usia 43 minggu, Adrian masih aktif menyusu. Istilah lainnya adalah “Nursing While Pregnant”.

Susah? Gampang?? Perjalanan 9 bulan hamil saja sudah sangat melelahkan, ditambah menyusui anak yg masih berusia 1,5 tahun dan masih ditambah pula memberikan pengertian orang-orang sekeliling saya bahwa ASI tidak akan membahayakan buat saya, janin saya, serta kakaknya (Adrian). Sampai pada titik yang seharusnya, saya terpaksa harus menyapih Adrian. Terpaksa?? Yah, dengan terpaksa karena saat itu saya baru melahirkan, dan dalam hitungan 2 hari ( waktu persalinan saya) Adrian diisolasi dari saya. Sangat sedih melihatnya. Saat saya pulang dari Rumah Sakit, Adrian hanya bisa memandang saya dari jauh dengan tatapan iba, saya meneteskan air mata dan menyapanya “ Sini nak,sama mama”. Dia pun tersenyum, matanya berbinar-inar, dan memeluk saya erat-erat, dan untuk waktu yang lama dia tidak mau berpisah dari saya meski saya sedang menyusui adiknya.

 Momen-momen kedekatan kami (Saya-Adrian-Raissa), saya manfaatkan untuk mengajarkan sang Kakak untuk lebih menyayangi adiknya, seperti mengelus-ngelus tangannya, rambutnya, menciumnya,memeluknya,dll sembari meyakinkan sang Kakak bahwa Mama akan selalu menyayangi sang Kakak. Tahapan pertama adalah cara penyapihan. Kebanyakan kaum ibu menyapih anaknya dengan cara memaksa atau tiba-tiba secara drastis, sehingga yang didapat hanyalah hasil yang praktis, namun mengabaikan sisi emosional dan psikologis sang anak. Untuk anak saya, khususnya karena ada momen lahirnya sang adik, setiap kali sang kakak berusaha menyusu, saya selalu bilang bahwa sang Kakak sudah besar dan sang adik membutuhkan ASI karena dia masih kecil dan belum bisa minum di gelas atau botol susu. Saya selalu mengatakan kehebatan-kehebatan sang Kakak dan  sikap-sikap afektif yang harus dilakukan sang Kakak terhadap adiknya.

Mudah??? Tidak gampang untuk mengajari anak usia 2th dengan frekuensi menyusui yang tinggi. Di siang hari selalu saya sodorkan susu, saya ajak berpartisipas bermain dengan adik, memberikan waktu dan perhatian yang berimbang sembari memberikan kalimat-kalimat positif dan afektif, dan di saat malam hari selalu memberikan suggesti positif ketika dia belum terlelap tidurnya. Hasilnya??? Ada pepatah begini “ Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senan kemudian” Tidak sia-sia ternyata kerja keras saya selama 6 bulan ( saya batasi 6 bulan saja yah!! ) karena selama 6 bulan sudah terlihat bagaimana sayangnya Adrian kepada adiknya, saat Adrian marah atau cemburu pun tak pernah sedikitpun memukul, mencubit atau melakukan tindakan yang membuat adiknya menangis. Sebaliknya, ketika adiknya menangis, Adrian malah berujar “Cup..cup..dik!!, Adik...sabar yah!!, Mama, adik bangun!! Mama, adik minum! Mama, adik pipis!!” Dan masih banyak lagi celoteh sang kakak buat adiknya. Bahkan terkadang Adrian sudah membawakan popokknya saat adiknya pipis, menghiburnya dengan cilukba saat adiknya menangis,dll.

Hikmah??? Ternyata untuk menciptakan perasaan nyaman, cinta kasih, dan penegrtian pada anak usia 2tahun tidaklah susah. Asalkan kita mau berusaha keras, sabar, dan juga memahami isi hati sang anak, niscaya semua itu akan terwujud.

Toilet Training mungkin menjadi permasalahan umum yang sering dikeluhkan ibu-ibu muda sekarang ini. Pada dasarnya toilet training bisa dilakukan saat bayi, sehingga nantinya bayi terbiasa untuk pipis atau pup di toilet. Namun, ada juga ibu-ibu yang baru memperkenalkannya pada usia 6 bulan atau 1 tahun. Saya sendiri termasuk ibu yang telat mengenalkan toilet training. Saat usia Adrian 2 tahun, saya baru mengajaknya bicara dari hati ke hati, mengenalkannya pada toilet, bagaimana caranya mengungkapkan rasa / keinginan BAK atau BAB. Sangatlah susah untuk usia 2tahun. Terkadang 1-2 kali dia bisa bilang ‘pipis’ dengan berhasil tanpa harus ngompol, sisanya saya harus sering2 ganti celana dalamnya dan juga mengepel lantai. Begitu juga BAB, mungkin 1-2 kali juga berhasil. Slowly but sure, saya yakin semua itu adalah bagian dari proses.

Setiap kali ia lupa, saya ingatkan bahwa BAK di sembarang tempat akan menimbulkan bau tidak sedap, sambil memberikan gestur tutup hidung. Tak lupa setiap tidurnya, selalu saya bisikkan “ Nak, yang pintar yah, nanti kalau mau pipis bilang yah!” Terus, dan terus, tanpa ada kebosanan sambil sesekali mengajak dia ke kamar mandi atau WC untuk lebih mengenal lebih dalam dengan toilet training. Alhamdulillah selang 3 bulan, mungkin lebih, Adrian sudah fasih antara mengucap kata “pipis /pup” dengan tindakannya, dalam arti kata lain, ia jarang ngompol. Bahkan terkadang ia sudah melepas celananya sembari bilang “ Ma, mo pipis!”. Hikmahnya?? Untuk mengajari sesuatu yang baru, khususnya pada balita, selain dibutukan kesabaran dan telaten, proses pengulangan dalam waktu yang lama, akan merekamnya di dalam memori mereka, sehingga menimbulkan kebiasaan yang spontan,dan saat itu terjadi maka tidak akan ada lagi keluhan.

Sesi Makan ala Adrian
Yang paling kusukai dari Adrian adalah saat jadwal makannya, entah makan pagi/siang/sore/malam, dia selalu mengambil sendiri piring dan gelas plastik miliknya sambil menunjuk pada rice cooker dan berjata “ aci...(nasi). Terkadang saat ia malas makan nasi, favoritnya adalah roti tawar yang diberi selai coklat atau susu kental manis, dan bubur merah putih. Kalau sudah keinginannya, ia mau makan sendiri meski kotor dimana-mana. Tak lupa sehabis makan selalu ia minta cuci tangan pakai sabun. Kalau ditanya alasanyya, jawabnya enteng “ wangi mama!!”

Sholat dan berdoa. Mungkin bagi yang agama Islam, tahapan ini sedikit susah. Alhamdlillah saya dibantu dengan partner hidup yang cukup memahami bagaimana mengajarkan sholat dan berdoa sejak dini. Saat Adrian berusia 6 bulan, seringkali ia diajak ayahnya pergi solat di musholla, meski waktu itu ia masih digendong. Saat usia 1,5 tahun, seringkali saya ajak Adrian ikut sholat bersama saya, meski waktu itu ia masih belum dikenalkan pakaian sholat, hanya duduk dan mengamati.

Saat usia 2 tahun, ayahnya mengenalkannya pada suasana masjid / musholla. Tentu saja saat ini sudah tidak digendong lagi seperti usia 6 bulan dulu. Sedikit demi sedikit mencoba mengikuti gerakan sholat, mulai dari takbiratul khram, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, dan salam. Untuk duduk tahiyat awal dan akhir belum bisa, namun setidaknya sekarang Adrian sudah mau memakai peci dan sajadahnya sendiri. Ada kejadian lucu saat Adrian diajak ayahnya sholat di masjid. Saat itu sang Imam sedang membacakan surah Al-Fatihah, dan di tengah-tengah pembacaan surah tersebut, Adrian berteriak sambil berkata “Amiinnn!”. Kemudian, perlahan tapi pasti ayahnya mengajarkan bagaiman berwudhu, meski saat ini yang dia ketahui cuma bermain-main air, tapi setidaknya ia sudah bisa membasahi wajah,tangan, telinga,rambut,dan kaki. Berdoa, di setiap suasana dan waktu selalu kami terapkan untuk membaca bismillah. Setiap kali makan, diajarkan berdoa , meski cuma membuka kedua telapak tangan dan berkata “Amin”. Setiap kali mau tidur, juga cuma membuka kedua telapak tangan dan berkata “amin”.

Sekarang my Little Hero, sudah beranjak dewasa, meski usianya belum genap 3 tahun, tapi kami selaku orangtuany bangga dengan perkembangan yang dia tunjukkan hari demi hari. Mulai dari menyikat gigi sendiri, memilih baju sendiri, memakai sandal / sepatu sendiri, mengambil alat makannya sendiri, merapikan mainannya, dan masih banyak lagi. Adrian adalah secerca harapan, kilauan cahaya, dan tumpuan seribu kata bagi kami. We always love you!!! 

 
Sholat dan berdoa. Mungkin bagi yang agama Islam, tahapan ini sedikit susah. Alhamdlillah saya dibantu dengan partner hidup yang cukup memahami bagaimana mengajarkan sholat dan berdoa sejak dini. Saat Adrian berusia 6 bulan, seringkali ia diajak ayahnya pergi solat di musholla, meski waktu itu ia masih digendong. Saat usia 1,5 tahun, seringkali saya ajak Adrian ikut sholat bersama saya, meski waktu itu ia masih belum dikenalkan pakaian sholat, hanya duduk dan mengamati. Saat usia 2 tahun, ayahnya mengenalkannya pada suasana masjid / musholla. Tentu saja saat ini sudah tidak digendong lagi seperti usia 6 bulan dulu. Sedikit demi sedikit mencoba mengikuti gerakan sholat, mulai dari takbiratul khram, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, dan salam. Untuk duduk tahiyat awal dan akhir belum bisa, namun setidaknya sekarang Adrian sudah mau memakai peci dan sajadahnya sendiri. Ada kejadian lucu saat Adrian diajak ayahnya sholat di masjid. Saat itu sang Imam sedang membacakan surah Al-Fatihah, dan di tengah-tengah pembacaan surah tersebut, Adrian berteriak sambil berkata “Amiinnn!”. Kemudian, perlahan tapi pasti ayahnya mengajarkan bagaiman berwudhu, meski saat ini yang dia ketahui cuma bermain-main air, tapi setidaknya ia sudah bisa membasahi wajah,tangan, telinga,rambut,dan kaki. Berdoa, di setiap suasana dan waktu selalu kami terapkan untuk membaca bismillah. Setiap kali makan, diajarkan berdoa , meski cuma membuka kedua telapak tangan dan berkata “Amin”. Setiap kali mau tidur, juga cuma membuka kedua telapak tangan dan berkata “amin”.

Sekarang my Little Hero, sudah beranjak dewasa, meski usianya belum genap 3 tahun, tapi kami selaku orangtuany bangga dengan perkembangan yang dia tunjukkan hari demi hari. Mulai dari menyikat gigi sendiri, memilih baju sendiri, memakai sandal / sepatu sendiri, mengambil alat makannya sendiri, merapikan mainannya, dan masih banyak lagi. Adrian adalah secerca harapan, kilauan cahaya, dan tumpuan seribu kata bagi kami. We always love you!!! 



Rabu, 30 Januari 2013

Bagaimana mengajarkan anak merapikan mainan


 

Alihkan Perhatian
Salah satu cara tepat menghadapi sang balita yang doyan bikin berantakan seisi rumah adalah dengan mengalihkan perhatiannya. Mengalihkan perhatian bisa dengan mengajaknya melakukan aktivitas lain yang menyenangkan. Beberapa ibu mengaku, cara ini lebih mudah dibandingkan mengharuskan buah hatimu merapikan kembali tempat yang telah diacak-acaknya. Berikan si kecil aktivitas yang menyita perhatiannya sehingga ia terfokus dengan kegiatan tersebut. Misalnya memutar film kesukaannya. Bila kamu menawarkan sesuatu yang menjadi kesenangannya, tentu saja cara ini cukup ampuh mengalihkan perhatiannya. Walaupun belum sampai tahap mengubah kebiasaannya, minimal jalan keluar ini bisa memperlambat rumahmu agar nggak berantakan kembali dalam waktu singkat.

Ajarkan Si Kecil Merapikan

Yuk Moms mulai mengajarkan si kecil agar merapikan kembali segala sesuatu yang telah diacak-acaknya. Dengan cara ini dapat membantu mengendalikan kebiasaan buruknya. Memang tidak mudah mengharapkan anak usia balita mau melakukan membereskan sesuatu yang telah dibuatnya kacau. Maka, cara paling tepat untuk membuat si kecil mau merapikan kembali mainannya adalah kamu memberinya contoh cara merapikan benda-benda tersebut. Cobalah untuk terus mengajak si kecil mengembalikan kembali semua mainan ke tempat semula secara berkala. Bila sering diingatkan, si kecil akan ingat bahwa merapikan mainan adalah kewajibannya.

Contoh lain adalah ketika si kecil makan. Terkadang buah hatimu bisa menjadi sangat kacau saat makan dan sesudah makan. Apalagi pada saat ia mulai belajar makan sendiri. Jangan lupa untuk tetap mengingatkan cara makan yang rapi. Mengajarkan dengan cara berulang-ulang akan membuat si kecil melakukannya terus dan ini akan membentuk kebiasaan baik di kemudian hari. Yang terpenting adalah jangan mudah menyerah Moms!

Sediakan Keranjang Mainan Di Tiap Ruangan

Meski sudah memiliki ruang bermain, tapi terkadang anak-anak masih suka “menjamah” ruangan lain untuk tempatnya bermain. Dan kalau sudah begitu maka nggak aneh bika mainan si kecil “bertransmigrasi” ke ruangan lain di rumahmu. Hal inilah yang bisa membuat rumah jadi berantakan. Jalan keluarnya adalah tentu menyediakan ruang bermain untuknya. Selain itu sediakan keranjang mainan atau tempat penyimpanan barang di tiap ruangan seperti ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan ruang keluarga untuk menjaga kerapian rumah. Adanya keranjang bisa jadi pengingat si kecil kalau ada tempat khusus untuk menyimpan mainan.
(www.family.fimela.com)

Selasa, 29 Januari 2013

Sekilas tentang Oriflame


Sekilas mengenai Oriflame

Didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.600.000 Consultant mandiri , yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,5 miliar.

Oriflame menawarkan peluang bisnis terkemuka untuk orang-orang yang ingin mulai membuat uang sejak hari pertama dan bekerja untuk memenuhi impian dan ambisi pribadi mereka melalui konsep bisnis yang unik - Make Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow™.

Menghormati orang dan alam mendasari prinsip operasional perusahaan dan tercermin dalam kebijakan sosial dan lingkungan. Oriflame mendukung berbagai badan amal di seluruh dunia dan merupakan Co-founder World Childhood Foundation. Oriflame Cosmetics terdaftar di Nasdaq OMX Nordic Exchange.

Fakta Singkat

• Penjualan tahunan 1.5 Miliar Euro
• Sekitar 3.600.000 Consultant
• 7900 karyawan
• Sekitar 1000 jenis produk
• Co-founder World Childhood Foundation.
• Global R & D Center dengan lebih dari 100 ilmuwan
• 5 unit produksi sendiri di Swedia, Polandia, Cina, Rusia dan India
• Terdaftar di Nasdaq OMX Bursa sejak Maret 2004
• Produk berdasarkan bahan-bahan alami, tidak pernah diuji pada hewan
• Operasi di lebih dari 60 negara yang mana 13 diantaranya adalah franchise.

Network Marketing

Network Marketing atau Multi-Level Marketing (MLM) adalah sebuah konsep bisnis dimana tingkat perusahaan multilevel marketing yang utama dapat memasarkan dan mendistribusikan produk mereka, atau / dan pelayanan, secara langsung ke konsumen dengan menjual langsung dan berdasarkan referensi hubungan.

Menurut WFDSA (World Federation of Direct Selling Associations), penjualan langsung didefinisikan, sebagai pemasaran produk tatap muka dan pelayanan langsung kepada konsumen bukan di lokasi ritel yang tetap.

Independen Sales Consultant yang tidak digaji mewakili perusahaan dan membuat komisi berdasarkan volume penjualan. Para Consultant penjualan sering membangun organisasi mereka sendiri dengan merekrut downline distributor independen lain yang melakukan hal yang sama, sehingga seluruh organisasi berkembang...

Sebagai Consultant, Anda tidak hanya mendapatkan komisi berdasarkan penjualan Anda sendiri, tetapi juga pada seluruh penjualan grup downline Anda. Jumlah imbalan yang dibayarkan diputuskan sesuai dengan rencana kompensasi perusahaan.


Tanggung Jawab GlobalKetika memformulasikan produk, kami berusaha untuk menggunakan bahan-bahan alami yang sesuai dengan kebijakan lingkungan kami yang kuat dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Kami hanya akan menggunakan biodegradable primary surfactant dan primary conditioning agent dalam formulasi kosmetik kami

Kami adalah salah satu perusahaan pertama yang mengunakan ekstrak tanaman dalam produk perawatan kulit dan kami selalu mencoba untuk mengoptimalkan bahan-bahan dari sumber tanaman.

Laporan ilmiah untuk keamanan dan isu lingkungan dimonitor secara berkelanjutan untuk memastikan tindakan yang dapat diambil untuk mengganti bahan-bahan apa saja yang dianggap memiliki efek negatif pada kesehatan konsumen dan lingkungan.

Sebagai tambahan, kemasan produk Oriflame dapat didaur ulang dan meminimalisir limbah pabrik.

Oriflame memiliki etos etika yang kuat dan dibuktikan melalui semua aspek operasinya. Produk Oriflame diformulasikan dan diproduksi sesuai dengan standar industri tinggi dan pedoman etika.

Saat ini, kami mengoperasikan lima pabrik kosmetik - di Polandia, Swedia, India, Cina dan Rusia. Semua fasilitas manufaktur Oriflame dan sub-kontraktor mematuhi hukum lokal dan peraturan nasional yang relevan. Undang-undang tersebut termasuk yang berkaitan dengan standar tenaga kerja, manufaktur lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan.

Konservasi air merupakan kunci utama dalam rencana manajemen Oriflame. Sejalan dengan pendekatan proaktif terhadap manajemen lingkungan, kami bertanggung jawab menerapkan teknik-teknik desain pada semua fasilitas manufaktur kami yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi air dan mengurangi polusi.

Oriflame mengambil posisi yang kuat pada isu sosial dan etika penting seperti pekerja anak, keyakinan etnis dan budaya. Kami juga berkomitmen untuk membantu anak-anak yang mempunyai resiko dan untuk menyediakan pendidikan bagi perempuan muda melalui Social Cause Programs.

Oriflame adalah anggota organisasi perdagangan Direct Selling Association (DSA) yang sangat dihormati di negara-negara beroperasi dan juga merupakan anggota World Federation of Direct Selling Associations (WFDSA).

Sebagai anggota WFDSA, janji Oriflame setiap tahun untuk mematuhi Kode Etik yang digariskan oleh Federasi. Kode Etik adalah seperangkat pedoman yang memastikan bahwa perusahaan yang beroperasi dalam industri penjualan langsung memperlakukan tenaga penjualan mereka dan pelanggan secara etis dan adil.
(www.oriflame.co.id)

Powered By Blogger